Stasiun Gambir tidak Melayani Keberangkatan Kereta Jarak Jauh di Tahun 2025

Stasiun Gambir tidak Melayani Keberangkatan Kereta Jarak Jauh di Tahun 2025

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memberi isyarat penghentian layanan KA jarak jauh di Stasiun Gambir mulai tahun 2025. Juru bicara Departemen Perhubungan Adita Irawati mengatakan pidato tersebut sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengubah stasiun Manggarai menjadi stasiun pusat untuk kereta jarak jauh, KRL dan kereta bandara.

Sesuai dengan masterplan serta desain yang sudah ada, KA jarak jauh akan memiliki pemberhentian terakhir di stasiun Manggarai. Setelah stasiun Manggarai selesai, stasiun Gambir akan diprioritaskan untuk melayani KRL.

Rencana pengalihan fungsi stasiun Gambir

Terkait rencana pengalihan fungsi stasiun Gambir, KAI tentu mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. KAI masih berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan sudah mencapai 60,18 persen.

Target selesai pengoperasian Stasiun Manggarai Diperkirakan sisi timur Paket A Tahap II akan selesai pada tahun 2023. Sedangkan target pengoperasian jalur KA Manggarai yang memanjang di Stasiun Manggarai sisi timur akan selesai pada tahun 2025.

Stasiun Manggarai akan mengambil peran Stasiun Gambir sebagai hub atau persinggahan di persimpangan utama kereta api jarak jauh di DKI Jakarta mulai tahun 2021. Hal ini dapat mempengaruhi arus lalu lintas di sekitar Stasiun Manggarai, terutama saat akses menuju Manggarai masih ditutup. kacau.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi mengakui, rencana PT KAI perlu dibahas lebih lanjut. Budi Setiyadi menegaskan, setiap perkembangan moda transportasi pasti akan didukung oleh moda transportasi lain. Sebagai contoh, konsep Transit Oriented Development (TOD) telah berkembang secara masif di beberapa daerah.

Stasiun Gambir tidak Melayani Keberangkatan Kereta Jarak Jauh di Tahun 2025

Direktur Humas Ditjen Perkeretaapian Supandi mengatakan stasiun Manggarai sudah lama digagas sebagai stasiun pusat. Stasiun Gambir tidak dapat menjadi stasiun hub karena keterbatasan ruang. Supandi mengatakan bila pihak KAI mengatakan bila mereka tidak tiba-tiba mengubah rencana, karena harus mempelajarinya terlebih dahulu.

Stasiun Manggarai akan menjadi stasiun kereta utama dan Gambir akan kembali beroperasi normal untuk jalur komuter. Dengan pemindahan ini, area tersebut juga akan dibersihkan dengan cara ini dalam dua tahun ke depan hingga tersedia jalur ganda. Menurutnya masih ada waktu dua tahun lagi. Jika rencananya akhir tahun 2021, baru pembangunan stasiun Manggarai yang akan selesai. 

Namun pada periode ini kami akan mengambil tindakan pencegahan dan terutama menunggu ketersediaan rute ganda. Kalau itu belum siap, tidak ada yang bisa bergerak dulu. Mengenai negara, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan PT Kereta Api Indonesia agar kemudahan akses bagi penumpang bisa diselesaikan.

Sejarah singkat stasiun Gambir

Ide pembangunan jalur kereta api di Batavia (Jakarta) muncul pada tahun 1846. Saat itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.J. Rochussen mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun jalur kereta api dari Jakarta ke Buitenzorg (Bogor). Tujuan pembangunan jalur tersebut adalah untuk kepentingan ekonomi, politik dan komunikasi pemerintah. 

Dilihat dari segi ekonomi, keberadaan jasa kereta api ibarat mengangkut barang, terutama hasil perkebunan, dari pedalaman Priangan menuju pelabuhan Jakarta. Dari segi politik, di Bogor terdapat gedung Sekretariat Algemeene (sekarang Istana Bogor) yang merupakan tempat kedudukan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan pusat pemerintahan pemerintahan.

Atas saran Rochussen, pemerintah Kerajaan Belanda mengirim David Maarschalk untuk melakukan kajian dan menyusun rencana pemasangan jalur kereta api Jakarta-Bogor. Maarschalk adalah seorang prajurit, letnan satu insinyur. Penyelidikan dilakukan oleh militer karena jalur tersebut dianggap rawan, baik terhadap pelanggaran keamanan maupun serangan oleh pemilik tanah. 

Dalam laporannya tahun 1853, Maarschalk mengusulkan bahwa pembangunan harus dilakukan oleh pemerintah tetapi pengoperasiannya harus diserahkan kepada sektor swasta. Setelah hampir dua dekade, ide membangun jalur kereta api di Jakarta akhirnya menjadi kenyataan.

Tepatnya pada tahun 1864, perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschapij (NISM) mendapat konsesi pembangunan berdasarkan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Pemerintah atau GB) No. 1 tanggal 27 Maret 1864 dan No. 1 tanggal 19 Juni 1865, serta SK Raja Belanda (Koninklijk Besluit) tanggal 22 Juli 1868.

Antara tahun 1925 dan 1930, elektrifikasi dilaksanakan di Jakarta, khususnya di Weltevreden. Rencana elektrifikasi dimulai sekitar tahun 1915 dan pengerjaannya dimulai pada tahun 1921. Di tahun 1937 nama dari stasiun Weltevreden keputusan untuk diubah menjadi Batavia Koningsplein. 

Saat itu stasiun tersebut merupakan stasiun tersibuk di Hindia Belanda. Hampir semua KA besar jarak jauh dan semua KA tujuan Bogor berhenti di stasiun ini.Stasiun Batavia Koningsplein juga dikenal sebagai stasiun Gambir. 

Tidak diketahui kapan tepatnya Gambir disebut, mungkin sekitar tahun 1922. Saat itu, orang menyebut Koningsplein di Lapangan Gambir, konon karena pohon Gambir tumbuh di lapangan. Pohon yang getahnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gambir, salah satu rempah-rempah untuk buah pinang.

Comments are closed.